Rabu, 11 Juni 2014

6 Februari 6 September

Kemarahan Tiba dari Belakang

pertama aku melihat kemarahan
 perlahan aku menyukainya
emosi meluap, bahagia
mawar tumbuh terlalu indah
berakhir dengan luka oleh durinya
perlahan luka terobati
mawar mekar di tempat lain
seorang tiba dari belakang
tetap indah, tetap berduri
duri seakan pertanda
bahwa aku tak boleh merusaknya
indahnya menghiasi hari
walau ku tak mencoba menyentuhnya
duri itu akan tetap ada
sering berharap
andai aku duri bagi mawar itu
kebahagiaan, kesedihan 
semua seperti ilusi, datang dan pergi
perlahan tapi pasti
seperti angin di lautan
kemarahan tiba dan akan hilang
turun bersama hujan
mengalir hingga terendah dan tenang
kemarahan datang hanya sesaat
mereka berwarna merah merona di langit senja
dan akhirnya tenggelam bersama matahari
kemarahan tiba dari belakang
maka ke depanlah semua tujuan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar